- Back to Home »
- Wayang Kancil »
- Tidak Tahu Balas Budi
Posted by : Imedia9.net
Monday, October 1, 2012
Tersebutlah seekor buaya bernama Kalasrenggi, bertempat di kali
Lereng. Ia terkenal jahat, membongkar kuburan dan merampok binatang yang
lewat.
Suatu hari ia sedang istirahat di bawah batang pohon yang tumbang. Tiba-tiba angin bertiup sehingga batang tumbang menindih tubuh si buaya. Bagaimanapun usahanya untuk mengungkit batang itu, ia tidak mampu. Selama 20 hari tidak makan dan minum. Kebetulan lewat di sana banteng jantan dan betina. Buaya dengan lemah lembut minta pertolongan kepada banteng, agar menolongnya melepaskan dirinya dari musibah dengan mengungkit kayu dari atas punggungnya.
Si buaya minta sambil menangis dan berjanji akan memberikan benda berkhasiat kepada banteng. Banteng akan diajak pesta dengan para pembesar di laut selatan. Banteng betina akan menerima hadiah emas dan berlian. Keduanya tertarik oleh janji-janji itu lalu mengungkit batang kayu yang menindih si buaya. Buaya minta digendong dibawa ke air, karena tubuhnya sangat lemah akibat kurang makan.
Tiba di sungai buaya akan diturunkan tetapi tidak mau. Ingin digendong sampai tengah muara, biar banteng melihat istana si buaya. Di tengah muara kekuatan buaya pulih, ia mencengkeram banteng semakin kuat. Terjadilah perkelahian antara banteng jantan dan buaya. Banteng betina lari melapor kepada yang berwenang.
Sementara itu buaya dan banteng saling berbantah sambil berkelahi. Buaya mengemukakan berbagai contoh yang terjadi dalam masyarakat. Bahwa orang yang bodoh mudah kena tipu. Banyak orang yang menderita rugi karena terpikat oleh bujukan yang sepintas lalu menguntungkan.
Orang yang berhutang haruslah berbohong, sebab kalau jujur tidak akan dapat, kata buaya. Menipu tak ada bedanya besar atau kecil. Yang kaya menang perkara, yang miskin selalu kalah. Yang kecil di mintai pajak tiap tahun. Banteng terpikat oleh janji akan memperoleh macam-macan benda. Ia lupa bahwa jaman yang berlaku ialah yang pintar makan yang bodoh. Sementara banteng betina tiba dimuara sungai opak beserta para penggawa kancil.
Air bengawan tampak merah oleh darah yang keluar dari tubuh banteng. Si buaya masih berada di punggungnya. Mulutnya menggigit tengkuk. Banteng merasa sejuk hatinya. Semula buaya enggan dipanggil menepi oleh Kancil, tetapi berkat kepandaian Kancil buaya berhasil dibujuk. Kemudian diminta menunjukkan tempat ia tertimpa batang sebelumnya. Batang ditindihkan lagi ke punggung buaya dan Kancil memerintahkan agar dibiarkan saja buaya menderita disebabkan oleh hatinya yang jahat.
Buaya merasa kalah pandai melawan Kancil. Kembali ia menderita seperti semula, sampai akhirnya gelombang laut membebaskannya. Berbagai macam petuah telah ia terima dari Kancil yang membuat dia tobat dan insyaf.
Lanjutan ajaran Kancil kepada buaya. Kancil memberikan contoh bagaimana hendaknya membalas kebaikan orang lain. Segala perbuatan supaya sesuai dengan bisikan hati yang baik. Janganlah berlainan antara perbuatan dan bisikan hati. Jika seseorang dapat mengikuti kemauan hati yang baik akan memperoleh pahala dari Hyang Sukma. Tetapi jika hati berfikir menyeleweng, segeralah beralih budi dan berfikir laku yang baik.
Kancil memberikan banyak petuah kepada buaya, bagaimana timbulnya keinginan yang jahat. Buaya dapat menerima sehingga ia tidak merasa menderita dan percaya bahwa ia pasti tertolong jiwanya. Semua perbuatan harus dipikirkan masak-masak agar tidak menyesal kemudian. Setelah buaya terlepas dan tiba kembali di rumahnya, ia disambut oleh semua anak buahnya. Ia pun melanjutkan ajaran yang telah diberikan olek kancil.
Sumber: http://wayang.wordpress.com/category/wayang-jenis2/wayang-kancil/
Suatu hari ia sedang istirahat di bawah batang pohon yang tumbang. Tiba-tiba angin bertiup sehingga batang tumbang menindih tubuh si buaya. Bagaimanapun usahanya untuk mengungkit batang itu, ia tidak mampu. Selama 20 hari tidak makan dan minum. Kebetulan lewat di sana banteng jantan dan betina. Buaya dengan lemah lembut minta pertolongan kepada banteng, agar menolongnya melepaskan dirinya dari musibah dengan mengungkit kayu dari atas punggungnya.
Si buaya minta sambil menangis dan berjanji akan memberikan benda berkhasiat kepada banteng. Banteng akan diajak pesta dengan para pembesar di laut selatan. Banteng betina akan menerima hadiah emas dan berlian. Keduanya tertarik oleh janji-janji itu lalu mengungkit batang kayu yang menindih si buaya. Buaya minta digendong dibawa ke air, karena tubuhnya sangat lemah akibat kurang makan.
Tiba di sungai buaya akan diturunkan tetapi tidak mau. Ingin digendong sampai tengah muara, biar banteng melihat istana si buaya. Di tengah muara kekuatan buaya pulih, ia mencengkeram banteng semakin kuat. Terjadilah perkelahian antara banteng jantan dan buaya. Banteng betina lari melapor kepada yang berwenang.
Sementara itu buaya dan banteng saling berbantah sambil berkelahi. Buaya mengemukakan berbagai contoh yang terjadi dalam masyarakat. Bahwa orang yang bodoh mudah kena tipu. Banyak orang yang menderita rugi karena terpikat oleh bujukan yang sepintas lalu menguntungkan.
Orang yang berhutang haruslah berbohong, sebab kalau jujur tidak akan dapat, kata buaya. Menipu tak ada bedanya besar atau kecil. Yang kaya menang perkara, yang miskin selalu kalah. Yang kecil di mintai pajak tiap tahun. Banteng terpikat oleh janji akan memperoleh macam-macan benda. Ia lupa bahwa jaman yang berlaku ialah yang pintar makan yang bodoh. Sementara banteng betina tiba dimuara sungai opak beserta para penggawa kancil.
Air bengawan tampak merah oleh darah yang keluar dari tubuh banteng. Si buaya masih berada di punggungnya. Mulutnya menggigit tengkuk. Banteng merasa sejuk hatinya. Semula buaya enggan dipanggil menepi oleh Kancil, tetapi berkat kepandaian Kancil buaya berhasil dibujuk. Kemudian diminta menunjukkan tempat ia tertimpa batang sebelumnya. Batang ditindihkan lagi ke punggung buaya dan Kancil memerintahkan agar dibiarkan saja buaya menderita disebabkan oleh hatinya yang jahat.
Buaya merasa kalah pandai melawan Kancil. Kembali ia menderita seperti semula, sampai akhirnya gelombang laut membebaskannya. Berbagai macam petuah telah ia terima dari Kancil yang membuat dia tobat dan insyaf.
Lanjutan ajaran Kancil kepada buaya. Kancil memberikan contoh bagaimana hendaknya membalas kebaikan orang lain. Segala perbuatan supaya sesuai dengan bisikan hati yang baik. Janganlah berlainan antara perbuatan dan bisikan hati. Jika seseorang dapat mengikuti kemauan hati yang baik akan memperoleh pahala dari Hyang Sukma. Tetapi jika hati berfikir menyeleweng, segeralah beralih budi dan berfikir laku yang baik.
Kancil memberikan banyak petuah kepada buaya, bagaimana timbulnya keinginan yang jahat. Buaya dapat menerima sehingga ia tidak merasa menderita dan percaya bahwa ia pasti tertolong jiwanya. Semua perbuatan harus dipikirkan masak-masak agar tidak menyesal kemudian. Setelah buaya terlepas dan tiba kembali di rumahnya, ia disambut oleh semua anak buahnya. Ia pun melanjutkan ajaran yang telah diberikan olek kancil.
Sumber: http://wayang.wordpress.com/category/wayang-jenis2/wayang-kancil/