- Back to Home »
- Wayang Kancil »
- Kancil Beradu Ilmu
Posted by : Imedia9.net
Monday, October 1, 2012
Kancil teringat janji Srenggala. Sementara itu murid Srenggala di
Suracala semakin berkembang, berdatangan dari hutan-hutan sekitar.
Segala macam anjing masuk menjadi muridnya. Srenggala terkenal mahir
berbagai ilmu. Kancil merasa kawatir, kalau-kalau kekuasannya menjadi
retak. Diperintahkan kepada penghulu Wauwa beserta keempat orang ulama
untuk menghadap dan membicarakan masalah Srenggala yang mendirikan
perguruan di Suracala.
Penghulu tidak ingin memajukan saran, karena menurut janji Srenggala akan menghadap setelah tiga tahun. Kancil berpendapat sebaiknya ia datang dengan para penggawanya ke Suracala, sekaligus mengadu kepandaian dengan Srenggala. Semua setuju, tetapi sebelumnya patih akan mengukur kepandaian Srenggala bersama kera dan orang hutan. Banteng, kera dan orang hutan menemui Srenggala. Srenggala tetap tidak mau menghadap Kancil, bahkan menganggap tindakan Kancil selama ini tidak benar.
Srenggala kemudian menunjukkan tindakan –tindakan Kancil dan penggawanya yang dinilai tidak betul. Banteng merasa malu, kalah pandai melawan pengetahuan Srenggala. Ia minta agar Srenggala bersedia bertemu dengan Kancil. Bukan sebagai hamba, tetapi sebagai sama-sama guru. Pertemuan disarankan bertempat di Parangtingan. Srenggala bersedia. Sang Kancil senang hatinya mendengar laporan Banteng. Pada hari yang ditentukan ia berangkat bersama para penggawa lengkap. Setelah bertemu dengan Srenggala, Kancil langsung menyalahkan tindakan Srenggala.
Kancil memberi tahu tentang pengangkatannya sebagai Amongpraja. Untuk itu ia pun telah mengkat banyak penggawa. Srenggala dikatakan mengajar ilmu yang tidak benar. Ia memberikan contoh kepada Srenggala tentang Kyai Pengging yang merusak sarak agama. Akhirnya Kyai Pengging dibunuh oleh Raja di Demak.
Terjadilah adu kepandaian antara Kancil dan Srenggala. Srenggala memberikan soal, mengapa Kancil mengangkat pegawai dan menarik pajak. Sedang ia tidak tahu keadaan tanah yang dikuasai. Mana yang subur dan mana yang tidak. Kancil tidak membuat uang mengapa ia menarik uang. Mengapa sebagai raja harus memeras keringat rakyatnya. Menarik pajak dari rakyat, sedang Kancil bukan yang membuat bumi, air, api dan angin.
Janganlah Kancil menjadi raja kalau tidak dapat memberikan jawaban. Soal yang ke dua Kancil diminta menjawab kapan kapan ia bertemu dengan Tuhan dan memberikan beslit, sedang malaikat saja tidak terlihat. Jika Tuhan memberikan sesuatu pasti ada asal mulanya, tak dapat begitu saja. Yang ke tiga Srenggala minta penjelasan Kancil apa yang disebut ilmu sejati,. Dari mana asal binatang, dan mengapa bayi berbeda dengan setelah tua. Dari mana asal pancaindra itu, dan mengapa makluk itu hidup dan bagaimana berkurangnya umur, apakah yang sebenarnya berkurang. Yang keempat Srenggala minta agar Kancil menerangkan mengapa semuanya akan sirna. Yang ke lima setelah mati di mana tempat nyawa, di mana istana akhirat dan yang keenam mengapa matahari terbit di Timur dan tenggelam di barat, apapula sebabnya bulan berjalan ke timur, di manakah pusat bumi itu.
Dimanakah batas bumi itu, Kancil diminta untuk menguraikan keenam masalah tersebut. Kancil tak mampu menguraikan enam masalah tersebut. Ia mengakui kepandaian Srenggala, turun mendekati Srenggala dan bermaksut menyerahkan kekuasaan negara kepada Srenggala. Semua pengikutnya mengikuti Kancil menyembah kepada Srenggala.
Srenggala tidak mau menerima kekuasaan, ia bersedia membantu Kancil. Kemudian memberikan uraian masalah enam macam yang ditanyakan kepada Kancil bertempat di istana Sang Kancil. Srenggala diangkat sebagai panembahan Juruwarta.
Sang panembahan dibuatkan tempat tersendiri di sebelah barat cempuri. Begitu pula para pengikut panembahan yang terdiri dari bermacam anjing diberi pangkat. Suatu ketika Amongpraja menghadap kepada Srenggala, mohon diberi ajaran menghilangkan pekerti panca indra. Setelah diberi tahu Amongpraja mohon ditunjukkan tempat tirta nirmaya. Srenggala menunjukkan tempatnya berupa perlambang. Selanjutnya Amongpraja mohon diberi penjelasan mengenai kata udara menurut kata Arab.
Panembahan memberikan keterangan mengenai udara, gerak dan daya yang ditimbulkan menurut ilmu alam. Dengan berbagai macam contoh, seperti botol, perahu, senapan dan terjadinya gema. Udara diatas laut dan di langit terbuka, serta udara yang diperlukan manusia untuk bernafas. Srenggala kemudian menerangkan mengenai hawa nafsu pada diri manusia. Disusul dengan penjelasan tentang enam perkara yang harus diketahui oleh raja.
Diawali dengan uraian keadaan Tanah Jawa pada zaman kukila. Ketika manusia ibarat burung, tak kenal aturan dan belum beragama. Kemudian zaman manusia mengenal pakaian dari kulit kayu. Asal mula mereka mengenal dewa-dewa. Datangnya orang Hindu dan Pembuatan candi-candi. Pembuatan prasasti dan batu-batu. Datangnya bencana banjir besar sehingga memisahkan pulau-pulau, akibat bumi yang pecah. Datangnya orang Cina dan pengaruhnya dalam cara hidup masyarakat lama. Apa yang menjadi kewajiban raja bagi kemajuan rakyatnya, kemakmuran negerinya, sampai datangnya Belanda yang membawa uang ringgit.
Yang kedua raja harus berusaha tenteramnya pemeluk agama, baik Belanda, Cina, Buda dan Hindu. Tuhan tidak tampak oleh mata. Kancil mohon diberi tahu pasal ketiga ialah terjadinya semua binatang serta tambah dan kurangnya usia. Srenggala memberikan jawaban berdasarkan sifat Tuhan yang dua puluh, sedang berkurangnya usia menurut kodrat bental makmur.
Yang keempat dikatakan oleh Srenggala, bahwa semua yang ada akhirnya akan sirna. Ialah pada hari kiyamat. Kiyamat besar dan kiyamat kecil. Apa yang sebenarnya yang tersembunyi dalam mimpi itu. Orang yang memiliki ilmu sebaiknya memberikan kepada orang lain. Janganlah merasa malu jka orang lain lebih pandai. Belajarlah ilmu-ilmu yang lain.
Yang kelima Kancil mohon diberi tahu tentang tempat istana akhirat. Dijawab oleh Srenggala bahwa ia tidak dapat memberitahukan karena ia sendiri belum mengalami. Ia hanya dapat menyampaikan apa yang dikatakan oleh gurunya, ialah tentang manunggalnya gusti dan kawula. Kemudian Kancil dipeluk oleh Srenggala untuk menerima bukti apa yang diberikan kepada Kancil. Kancil seolah-olah menjadi patung, menerima segala ajaran Srenggala selama satu hari satu malam, tanpa bergerak sedikitpun. Setelah Srenggala uluk salam barulah Kancil sadar dan bangun serta duduk mengeluarkan banyak keringat. Ibarat seperti bangun tidur, ilmu diterima tanpa perlu waktu.
Kelima pasal telah dijelaskan oleh Srenggala, tinggal satu yang belum dijelaskan, ialah mengapa matahari terbit di timur dan bulan terpotong bagian atasnya. Kancil mohon penjelasannya. Srenggala memberi tahu, bahwa masalah tersebut terdapat di kitap ilmu falak, meliputi falak langit, falak laut dan falak darat. Kemudian dijelaskan terjadinya ukuran panjang dan penggunaan pengukur waktu yang disebut jam. Perjalanan matahari dan bulan serta terjadinya gerhana. Disinggung pula tentang dua belas sodiak bintang-bintang.
Munculnya Hukum Pythaguras dan ukuran derajat. Kancil diajak pergi ke sebuah pulau, paroge untuk mencoba mengukur tinggi bintang. Terjadinya ukuran berat serta ukuran satuan panjang (meter) oleh Tuan Toas, kemudian digunakan oleh orang-orang Belanda. Bagaimana cara menggunakan ukuran sekala untuk membuat peta, sikon dan jangka. Tak lupa diberikan ilmu aljabar kepada Kancil.
Srenggala minta kepada Kancil agar Musang dilepaskan dari bumi. Ia telah menjalani hukuman sesuai dengan kesalahannya. Pertemuan besar diadakan, Musang diampuni. Beberapa binatang yang sakit mendapat pengobatan, karena orang tua telah diangkat menjadi perawat. Dibuka kursus perawat bagi yang telah memiliki kepandaian baca tulis di seluruh negeri.
Penghulu tidak ingin memajukan saran, karena menurut janji Srenggala akan menghadap setelah tiga tahun. Kancil berpendapat sebaiknya ia datang dengan para penggawanya ke Suracala, sekaligus mengadu kepandaian dengan Srenggala. Semua setuju, tetapi sebelumnya patih akan mengukur kepandaian Srenggala bersama kera dan orang hutan. Banteng, kera dan orang hutan menemui Srenggala. Srenggala tetap tidak mau menghadap Kancil, bahkan menganggap tindakan Kancil selama ini tidak benar.
Srenggala kemudian menunjukkan tindakan –tindakan Kancil dan penggawanya yang dinilai tidak betul. Banteng merasa malu, kalah pandai melawan pengetahuan Srenggala. Ia minta agar Srenggala bersedia bertemu dengan Kancil. Bukan sebagai hamba, tetapi sebagai sama-sama guru. Pertemuan disarankan bertempat di Parangtingan. Srenggala bersedia. Sang Kancil senang hatinya mendengar laporan Banteng. Pada hari yang ditentukan ia berangkat bersama para penggawa lengkap. Setelah bertemu dengan Srenggala, Kancil langsung menyalahkan tindakan Srenggala.
Kancil memberi tahu tentang pengangkatannya sebagai Amongpraja. Untuk itu ia pun telah mengkat banyak penggawa. Srenggala dikatakan mengajar ilmu yang tidak benar. Ia memberikan contoh kepada Srenggala tentang Kyai Pengging yang merusak sarak agama. Akhirnya Kyai Pengging dibunuh oleh Raja di Demak.
Terjadilah adu kepandaian antara Kancil dan Srenggala. Srenggala memberikan soal, mengapa Kancil mengangkat pegawai dan menarik pajak. Sedang ia tidak tahu keadaan tanah yang dikuasai. Mana yang subur dan mana yang tidak. Kancil tidak membuat uang mengapa ia menarik uang. Mengapa sebagai raja harus memeras keringat rakyatnya. Menarik pajak dari rakyat, sedang Kancil bukan yang membuat bumi, air, api dan angin.
Janganlah Kancil menjadi raja kalau tidak dapat memberikan jawaban. Soal yang ke dua Kancil diminta menjawab kapan kapan ia bertemu dengan Tuhan dan memberikan beslit, sedang malaikat saja tidak terlihat. Jika Tuhan memberikan sesuatu pasti ada asal mulanya, tak dapat begitu saja. Yang ke tiga Srenggala minta penjelasan Kancil apa yang disebut ilmu sejati,. Dari mana asal binatang, dan mengapa bayi berbeda dengan setelah tua. Dari mana asal pancaindra itu, dan mengapa makluk itu hidup dan bagaimana berkurangnya umur, apakah yang sebenarnya berkurang. Yang keempat Srenggala minta agar Kancil menerangkan mengapa semuanya akan sirna. Yang ke lima setelah mati di mana tempat nyawa, di mana istana akhirat dan yang keenam mengapa matahari terbit di Timur dan tenggelam di barat, apapula sebabnya bulan berjalan ke timur, di manakah pusat bumi itu.
Dimanakah batas bumi itu, Kancil diminta untuk menguraikan keenam masalah tersebut. Kancil tak mampu menguraikan enam masalah tersebut. Ia mengakui kepandaian Srenggala, turun mendekati Srenggala dan bermaksut menyerahkan kekuasaan negara kepada Srenggala. Semua pengikutnya mengikuti Kancil menyembah kepada Srenggala.
Srenggala tidak mau menerima kekuasaan, ia bersedia membantu Kancil. Kemudian memberikan uraian masalah enam macam yang ditanyakan kepada Kancil bertempat di istana Sang Kancil. Srenggala diangkat sebagai panembahan Juruwarta.
Sang panembahan dibuatkan tempat tersendiri di sebelah barat cempuri. Begitu pula para pengikut panembahan yang terdiri dari bermacam anjing diberi pangkat. Suatu ketika Amongpraja menghadap kepada Srenggala, mohon diberi ajaran menghilangkan pekerti panca indra. Setelah diberi tahu Amongpraja mohon ditunjukkan tempat tirta nirmaya. Srenggala menunjukkan tempatnya berupa perlambang. Selanjutnya Amongpraja mohon diberi penjelasan mengenai kata udara menurut kata Arab.
Panembahan memberikan keterangan mengenai udara, gerak dan daya yang ditimbulkan menurut ilmu alam. Dengan berbagai macam contoh, seperti botol, perahu, senapan dan terjadinya gema. Udara diatas laut dan di langit terbuka, serta udara yang diperlukan manusia untuk bernafas. Srenggala kemudian menerangkan mengenai hawa nafsu pada diri manusia. Disusul dengan penjelasan tentang enam perkara yang harus diketahui oleh raja.
Diawali dengan uraian keadaan Tanah Jawa pada zaman kukila. Ketika manusia ibarat burung, tak kenal aturan dan belum beragama. Kemudian zaman manusia mengenal pakaian dari kulit kayu. Asal mula mereka mengenal dewa-dewa. Datangnya orang Hindu dan Pembuatan candi-candi. Pembuatan prasasti dan batu-batu. Datangnya bencana banjir besar sehingga memisahkan pulau-pulau, akibat bumi yang pecah. Datangnya orang Cina dan pengaruhnya dalam cara hidup masyarakat lama. Apa yang menjadi kewajiban raja bagi kemajuan rakyatnya, kemakmuran negerinya, sampai datangnya Belanda yang membawa uang ringgit.
Yang kedua raja harus berusaha tenteramnya pemeluk agama, baik Belanda, Cina, Buda dan Hindu. Tuhan tidak tampak oleh mata. Kancil mohon diberi tahu pasal ketiga ialah terjadinya semua binatang serta tambah dan kurangnya usia. Srenggala memberikan jawaban berdasarkan sifat Tuhan yang dua puluh, sedang berkurangnya usia menurut kodrat bental makmur.
Yang keempat dikatakan oleh Srenggala, bahwa semua yang ada akhirnya akan sirna. Ialah pada hari kiyamat. Kiyamat besar dan kiyamat kecil. Apa yang sebenarnya yang tersembunyi dalam mimpi itu. Orang yang memiliki ilmu sebaiknya memberikan kepada orang lain. Janganlah merasa malu jka orang lain lebih pandai. Belajarlah ilmu-ilmu yang lain.
Yang kelima Kancil mohon diberi tahu tentang tempat istana akhirat. Dijawab oleh Srenggala bahwa ia tidak dapat memberitahukan karena ia sendiri belum mengalami. Ia hanya dapat menyampaikan apa yang dikatakan oleh gurunya, ialah tentang manunggalnya gusti dan kawula. Kemudian Kancil dipeluk oleh Srenggala untuk menerima bukti apa yang diberikan kepada Kancil. Kancil seolah-olah menjadi patung, menerima segala ajaran Srenggala selama satu hari satu malam, tanpa bergerak sedikitpun. Setelah Srenggala uluk salam barulah Kancil sadar dan bangun serta duduk mengeluarkan banyak keringat. Ibarat seperti bangun tidur, ilmu diterima tanpa perlu waktu.
Kelima pasal telah dijelaskan oleh Srenggala, tinggal satu yang belum dijelaskan, ialah mengapa matahari terbit di timur dan bulan terpotong bagian atasnya. Kancil mohon penjelasannya. Srenggala memberi tahu, bahwa masalah tersebut terdapat di kitap ilmu falak, meliputi falak langit, falak laut dan falak darat. Kemudian dijelaskan terjadinya ukuran panjang dan penggunaan pengukur waktu yang disebut jam. Perjalanan matahari dan bulan serta terjadinya gerhana. Disinggung pula tentang dua belas sodiak bintang-bintang.
Munculnya Hukum Pythaguras dan ukuran derajat. Kancil diajak pergi ke sebuah pulau, paroge untuk mencoba mengukur tinggi bintang. Terjadinya ukuran berat serta ukuran satuan panjang (meter) oleh Tuan Toas, kemudian digunakan oleh orang-orang Belanda. Bagaimana cara menggunakan ukuran sekala untuk membuat peta, sikon dan jangka. Tak lupa diberikan ilmu aljabar kepada Kancil.
Srenggala minta kepada Kancil agar Musang dilepaskan dari bumi. Ia telah menjalani hukuman sesuai dengan kesalahannya. Pertemuan besar diadakan, Musang diampuni. Beberapa binatang yang sakit mendapat pengobatan, karena orang tua telah diangkat menjadi perawat. Dibuka kursus perawat bagi yang telah memiliki kepandaian baca tulis di seluruh negeri.