Popular Post

Posted by : Imedia9.net Monday, October 1, 2012

Menginjak dewasa Kancil sering pergi ke mana-mana. Ia sangat sombong dan nakal sekali. Untung ada kerbau yang selalu mengingatkan perbuatan kancil yang salah. Namun perangai kancil tak berubah dengan segera. Suatu hari Kancil menyendiri berjalan mengikuti aliran sungai. Ia tertarik oleh rumput-rumputan yang tumbuh ditepiannya. Sampailah ia dihulu sungai, Situbanda namanya. Ia ingin mandi dan turun ke air, tetapi tiba-tiba tertarik pandangannya oleh seekor siput yang menggantung dilumut.
Kancil menghina siput habis-habisan. Siput menjadi marah dan mengajak sikancil untuk mengadu kecepatan lari sepanjang aliran sungai. Keduanya setuju dilaksanakan pada keesokan harinya.
Siput segera mengumpulkan teman-temannya yang besarnya sama. Tiap-tiap empat meter sepanjang aliran sungai akan ditempati seekor siput yang menggantung pada lumut. Siput yang berada didepan Kancil harus memanggil Kancil sanpai siput yang berada di ujung sawah. Begitulah terjadi pada esok hari. Semua siput berada di tempat yang ditentukan.
Kancil pagi-pagi telah tiba sambil tertawa-tawa. Perlombaan dimulai segera. Mula-mula Kancil hanya berjalan lambat kemudian memanggil siput. Ternyata di depannya kira-kira dua meter Siput minta agar Kancil mengejarnya. Demikianlah berulang-ulang terjadi, selalu Siput telah berada di depan Kancil, walaupun Kancil berlari secepat-cepatnya. Seratus meter kemudian Kancil jatuh kehabisan napas. Tenaganya terkuras habis. Ia minta maaf kepada Siput setelah pulih tenaganya.
Siput menyampaikan bermacam-macam petuah kepada Kancil. Antara lain jangan lah merasa diri paling pandai. Biarpun keturunan orang rendahan jika mau belajar dengan sungguh-sungguh pasti meningkat derajatnya. Dalam hidup orang harus mencari budi yang baik, karena orang akhirnya akan meninggal dunia, paling banyak sampai usia sembilan puluh tahun.
Usahakan agar perilaku Panca-indra sesuai di dalam dan di luar tubuh. Tekanlah budi yang jelek agar mampu berkumpul dengan Tuhan yang kuasa. Selanjutnya Siput menjawab pertanyaan Kancil tentang pati yang sesungguhnya.
Siput pun memberikan pengetahuan tentang ilmu kesempurnaan pati kepada Kancil, sesuai dengan yang dimiliki oleh Siput. Untuk itu Kancil diminta masuk ke gua garba Siput. Kancil masuk lewat lubang hidung Siput dan tiba di suatu dunia yang luas dan sunyi. Semua jenis warna diberikan penjelasan yang berhubungan dengan hidup dan insan kamil. Dan apa yang disebut warna atau wujud yang sejati.
Arti Islam menurut Siput adalah selamat di dunia. Siapa yang tidak tahu Islam yang benar ibarat binatang di hutan. Makhuk ada yang menciptakan. Ia jadi karena iradat Allah. Dianjurkan agar Kancil belajar yang sungguh-sungguh, jangan hanya meniru-niru yang tidak tahu. Siput memberi contoh beberapa hal yang diketahui di beberapa tempat di Jawa.
Tidak lupa Siput mengutip beberapa ayat yang terdapat dalam Kitab Suci Al Kur’an, untuk bahan perbandingan.
Siput menjawab pertanyaan Kancil, bahwa keadaan di dunia ada batasnya. Lain dengan di akhirat. Ibarat orang bepergian ia akan pulang kembali ke tempat asal. Apa perolehan yang dibawa kembali tidak dapat diulang. Kancil belum ingin keluar dari gua-garba Siput sebelum memperoleh penjelasan tentang ilmu rasa. Kancil menerima lawal Kalimah Syahadat.
Siput memberikan pejelasan tentang isyarat yang dihadapi oleh makhluk apabila ajalnya hampir tiba, menurut pengalaman Siput. Sejak enam bulan terjadi. Siaplah menyerah bulat kepada Hyang Kuasa agar patinya sempurna. Selanjutnya Kancil diperintahkan untuk meneruskan pengabdiannya kepada orang banyak.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © The Astrajingga - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -