Popular Post

Posted by : Imedia9.net Monday, October 1, 2012

Di Negeri Ajam (Pakistan), pada Zaman yang disebut zaman Kitrah. Ketika itu manusia belum banyak jumlahnya, akan tetapi sudah banyak binatang yang pandai.Begitu pula keadaan di Pulau Jawa. Banyak binatang yang mahir bahasa Kawi, Jawa, Arab dan ilmu-ilmu agama. Raja yang berkuasa di Ajam ketika itu bernama Kanjeng Nabi Sulaiman.
Terjadilah suatu waktu, Tuhan tidak menurunkan hujan dalam waktu lama. Rumput dan tumbuh-tumbuhan mati, hingga pampak gersang dimana-mana. Debu beterbangan dibawa angin. Taupan terjadi terus menerus, menumbangkan kayu-kayu besar, baik di gunung maupun di hutan. Yang bisa bertahan hanyalah kayu-kayu yang tumbuh di jurang, tak bisa dijangkau oleh binatang. Demikian pula sumber-sumber dan sungai menjadi kering. Bahkan telaga dan bengawan kekeringan, menimbulkan penderitaan bagi binatang semuanya.
Tersebutlah seekor kerbau jantan, muda dan berbadan kokoh. Lama ia tidak makan dan tidak minum, hampir empat bulan tidak bersua dengan makanan. Ia terduduk lemah di bawah pohon Sempu, mohon belas kasih Hyang Kuasa. Suatu hari tibalah harimau ke tempat itu tertarik oleh suara rintih binatang dan ditemukan seekor kerbau yang tubuhnya tertutup lalat hijau.
Harimau berkehendak menolong kerbau itu dan minta agar kerbau berjanji suka menjadi kawan harimau dan memberi pertolongan jika harimau mendapatkan musibah. Kerbau berjanji menolong harimau baik sakit maupun mati.
Demikianlah harimau menerima janji kerbau. Ia pergi mengambil daun drenges sebanyak dua panggul. Dibenamkan dalam air lalu dibawa ke tempat kerbau. Biarpun tumbuhan hijau berada di tepi jurang namun harimau mampu mengambilnya dan ia berikan sepuas kerbau sebanyak tiga kali sehari.
Ada kalanya harimau mencuri daun kacang, daun jagung atau daun ubi ke ladang penduduk, untuk mempererat persaudaraannya dengan kerbau. Si kerbau tubuhnya menjadi gemuk. Sementara itu hujanpun mulai turun. Rumput dan tumbuh-tumbuhan mulai semi dan berdaun kembali
Diceritakan bahwa si harimau telah tujuh hari lamanya tidak memperoleh binatang buruan. Baik kijang, rusa maupun ular atau katak sekalipun. Ia teringat akan jasa baik yang telah diberikan kepada kerbau. Ia pun pergi menemui kerbau dan menguraikan maksutnya, ialah minta daging tengkuknya separo. Kerbau tidak ingin memberikan dagingnya, tetepi ia sanggup membantu kawannya untuk menghadapi macan loreng. Sebenarnya kerbau tidak berani tetapi dengan rasa berat karena ingin hidup ia diantarkan oleh harimau ke tepi laut.
Kerbau terlanjur sanggup meskipun hatinya sangat takut menghadapi air. Ia dimaki-maki oleh harimau. Kerbaupun melompat ke air, namun tidak lama kembali ke darat. Mohon belas kasih harimau agar memberi kelonggaran selama empat hari kepada harimau. Harimau memaki sehabis-habisnya. Perkelahian terjadi, masing-masing mengeluarkan aji dan kepandaiannya. Sampai malam hari belum ada yang kalah.
Keduanya saling mundur. Harimau sangat bernafsu untuk menyelesaikan perkelahian untuk dapat makan tengkuk kerbau. Sayang hari malam telah tiba. Sebaliknya kerbau diganggu oleh pikiran yang bimbang. Jika daging tengkuknya diberikan ia pasti mati, karena si harimau pasti tak puas dan ingin yang lain.
Tengah malam si kerbau meninggalkan tempat, menuju ke utara tempat kediaman kijang. Kijang menyarankan agar kerbau minta bantuan Kuwuk. Kuwuk menyarankan agar kerbau menyerahkan tengkuknya dan kerbau ingin Kuwuk menyaksikan kematiannya. Kuwuk tak sampai hati, ia menyarankan agar kerbau menemui Kenthus. Kenthus terkenal pandai, baik ilmu-ilmu hukum maupun ilmu-ilmu bahasa.
Kenthus terkenal sebagai pokrul pandai. Kuwuk kemudian mengantarkan kerbau ke tempat kediaman Kenthus. Sementara itu harimau mencari-cari si kerbau. Akhirnya dari petunjuk kijang diperloleh petunjuk agar ke tempat Kuwuk. Ia diancam akan dibunuh karena telah membantu si kerbau. Kuwuk membenarkan bahwa kerbau datang ke tenpatnya, namun telah disarankan pergi ke tempat pokrul Kenthus.
Kuwuk minta kepada harimau, agar kelak ia diberi bagian hati dan jantung dari kerbau, sebab istrinya sedang mengandung. Harimau pergi ke tempat Kenthus dan menantang kerbau untuk meneruskan perkelahian. Kenthus minta agar meneruskan perkelahian. Kenthus minta agar harimau memaparkan perkara perselisihannya. Harimau pun bercerita sejak awal, ketika kerbau menderita kelaparan kemudian ditolongnya.
Kerbau membenarkan cerita harimau yang telah menolongnya, tetapi ia tidak merasa bahwa harus membayar kembali dengan daging. Harimau marah mendengar jawaban si kerbau ia ingin menyerang si kerbau. Kenthus segera melerai dan minta harimau sabar menunggu keputusan yang berwenang mengadili perkara utang piutang dari atasan. Keputusan yang ditunggu tiba dan tidak membenarkan utang daun-daunan dibayar kembali dengan daging.
Melihat harimau tak dapat diredakan kemarahannya, Kenthus pun menjadi marah. Ia mengatakan kepada harimau, bahwa tiap-tiap hari makan seekor harimau. Sisa yang kemarin masih ada. Kepalanya dibuang ke dalam sumur. Harimau melihat kedalam sumur kemudian lari menjauhkan diri. Kuwuk berusaha menemuhi harimau yang ketakutan.
Kuwuk kemudian mengantar harimau kembali ke tempat Kenthus. Ekornya diiket dengan ekor harimau. Ia sendiri berada di atas punggung harimau. Kenthus mengetahui bahwa kuwuk yang telah membujuk harimau kembali. Dengan lantang ia bertanya, mengapa kuwuk hanya menyerahkan harimau seekor, sedang utangnya semua enam puluh puluh ekor. Mendengar kata-kata Kenthus harimau segera lari lintang-pukang dan kuwuk yang berada di atas punggungnya kesakitan setengah mati. Kulitnya terkelupas, darahnya bercucuran sepanjang jalan.
Harimau mengira ditipu oleh Kuwuk. Dirinya digunakan untuk mengangsur utang. Sebab itu Kuwuk digigitnya hingga mati, dan ditinggalkan begitu saja. Harimau tidak lagi menaruh benci kepada kerbau.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © The Astrajingga - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -